Murwati Widiani
A.
Pendahuluan
Sejak tahun 2007, Direktorat Pendidikan SMA
mengembangkan sekolah-sekolah Rintisan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal
(PBKL), dengan memberikan sejumlah dana block
grant. Program tersebut kini dilanjutkan oleh propinsi dengan pemberian block grant pada SMA BKL yang ditunjuk. Kebijakan pengembangan
PBKL dilaksanakan secara terintegrasi pada mata pelajaran yang relevan, sebagai
bagian integral dari keseluruhan proses penyelenggaraan pendidikan pada satuan
pendidikan. Dalam melaksanakan program ini, sekolah diberi kesempatan untuk
membekali peserta didik tentang pengetahuan dan sikap menghargai sumber daya dan potensi yang ada di lingkungan setempat,
serta mampu menggali dan memanfaatkannya untuk dapat digunakan sebagai bekal
kehidupan yang akan dijalaninya di masa yang akan datang.
Sekolah yang akan menyelenggarakan PBKL harus menempuh
langkah-langkah sebagai berikut.
1.
analisis potensi daerah dan potensi satuan pendidikan atau analisis keunggulan lokal
2.
penentuan program PBKL sesuai dengan hasil analisis
3.
penentuan kompetensi yang diharapkan dicapai oleh peserta
didik
4.
pengintegrasian substansi PBKL ke dalam SK/KD mapel beserta indikator yang dikembangkan
5.
pemetaan standar isi - SK - KD
6.
penyusunan silabus bermuatan PBKL
7.
pengembangan RPP-PBKL
8.
pengembangan bahan ajar untuk membantu pelaksanaan
program PBKL
9.
pelaksanaan pembelajaran PBKL sesuai dengan silabus dan
RPP PBKL
Sebagai gambaran
implementasi program PBKL di sekolah,
dalam tulisan ini
akan dikemukakan mengenai (1) analisis potensi daerah
dan potensi sekolah, (2) penentuan program PBKL, (3) penentuan kompetensi yang
diharapkan dicapai peserta didik, dan (4) pengintegrasian substansi PBKL ke
dalam SK/KD mata pelajaran beserta indikator yang dikembangkan. Untuk pemetaan standar isi – SK-KD, penyusunan silabus
bermuatan PBKL, pengembangan RPP-PBKL, dan pengembangan bahan ajar PBKL akan
diuraikan pada makalah lain.
B.
Analisis Potensi Daerah
dan Potensi Sekolah
Analisis potensi daerah dan potensi sekolah
dilakukan sekolah (Tim Pengembang PBKL) dengan melihat dan mencermati kondisi
dan potensi daerah (kondisi eksternal) serta potensi sekolah (kondisi internal).
Analisis potensi daerah didasarkan pada lima komponen, yaitu sumber daya alam,
sumber daya manusia, potensi geografis, potensi budaya, dan potensi historis.
Adapun analisis potensi sekolah didasarkan pada komponen peserta didik,
pendidik, tenaga kependidikan, sarana prasarana, dan pembiayaan.
Sebagai gambaran konkret,
berikut ini dikemukakan contoh hasil analisis yang dilakukan SMA Muhammadiyah Pakem sebagai sekolah
Rintisan PBKL pada tahun 2009.
TABEL 1
HASIL ANALISIS POTENSI DAERAH (KONDISI
EKSTERNAL)
NO
|
POTENSI/ KOMPONEN
|
PELUANG
|
TANTANGAN
|
POTENSI PBKL
|
1
|
Sumber Daya Alam
|
Daerah Pakem memiliki
tanah yang subur sehingga cocok ditanami berbagai jenis tanaman dan
dikembang-biakkan berbagai jenis hewan ternak:
1. Perkebunan salak pondoh dan rambutan
2. Budidaya jamur
3. Budidaya tanaman hias
4. Ternak sapi perah (penghasil susu sapi)
|
Hasil perkebunan dan peternakan belum dimanfaatkan secara optimal.
|
Peningkatan pemanfaatan hasil perkebunan dan peternakan sebagai makanan
dan minuman khas.
|
2
|
Sumber Daya Manusia
|
Di daerah sekitar sekolah banyak
tenaga ahli di bidang pertanian (guru SMK Pertanian) dan peternakan
|
Tenaga ahli belum dimanfaatkan untuk membantu pelaksanaan pembelajaran
PBKL.
|
Pemanfaatan nara sumber dari luar
sekolah untuk membantu terlaksananya program PBKL
|
3
|
Geografis
|
Secara geografis,
wilayah Pakem berada di dataran tinggi di lereng Gunung Merapi. Di samping
berhawa sejuk, banyak panorama alam yang indah sehingga banyak tempat dikembangkan menjadi objek
wisata:
1. Panorama Alam Kaliurang
2. Wisata Alam Bebeng
3. Wisata Alam Kaliadem
4. Desa Wisata Sambi.
|
Objek wisata belum dimanfaatkan sebagai sumber belajar
Adanya pengaruh negatif dari pengembangan daerah wisata dalam hal
pergaulan remaja
|
Pemanfaatan
daerah wisata sebagai sumber belajar (pembuatan leaflet objek wisata, pemasaran makanan khas di tempat wisata,
pembekalan pemandu wisata).
Pengembangan kegiatan PIK – KRR (Pusat Informasi dan Konsultasi Kesehatan
Reproduksi Remaja) bekerja sama dengan Dinas Nakersos KB
|
4
|
Budaya
|
Potensi budaya di wilayah Sleman adalah wisata
budaya seperti Museum Ulen Sentalu di Kaliurang, Situs Mbah Marijan, Candi Prambanan, Jatilan, dan Karawitan.
|
Kepedulian terhadap pelestarian
potensi budaya tersebut masih kurang
|
Pelestarian dan promosi potensi
budaya berupa pembuatan dokumen cetak (karya
tulis) dan audio
visual (film)
|
5
|
Historis
|
Sleman memiliki
tempat-tempat peninggalan bersejarah:
1. Candi Prambanan, Candi Sewu,
Candi Kalasan, Candi Sambisari, Candi Gebang, Candi Sojiwan
2. Goa Jepang di Kaliurang
3. Gardu Pandang Merapi
4. Monumen Jogja Kembali
|
Potensi hisoris yang ada belum dimanfaatka sebagai sumber belajar
|
Promosi tempat-tempat bersejarah melalui internet.
|
Pada tabel 1 dapat
dilihat potensi PBKL yang dapat dikembangkan di SMA Muhammadiyah Pakem
berdasarkan hasil analisis potensi daerah terdapat pada kolom paling kanan. Adapun kesiapan sekolah dalam melaksanakan PBKL
dianalisis melalui potensi sekolah yang dimiliki. Hasil analisis tertuang pada
tabel 2 berikut.
TABEL 2
HASIL ANALISIS POTENSI SEKOLAH (KONDISI
INTERNAL)
NO
|
POTENSI/ KOMPONEN
|
KEKUATAN
|
KELEMAHAN
|
KESIAPAN
|
1
|
Peserta Didik
|
· Sebagian besar siswa memiliki kecerdasan dan
bakat religius Islam (Imtak).
· Sebagian besar mereka
telah memiliki kesadaran hidup beragama yang cukup tinggi.
· Kemampuan TIK peserta
didik cukup berkembang karena dukungan sarana prasarana.
|
· Peserta didik sebagian
besar berasal dari kalangan ekonomi lemah (45% merupakan anak asuh dari
berbagai panti asuhan)
· Rata-rata siswa yang melanjutkan di perguru-an
tinggi hanya 25 %.
· Kurang memiliki minat untuk mengembangkan
kemampuan akademik
|
Sekolah berupaya
membekali & mengembangkan potensi peserta didik melalui program
PBKL dengan mengintegrasikan keunggulan lokal ke dalam mata pelajaran dan
melalui mulok dan pengembangan diri.
|
2
|
Pendidik
|
Sebagian besar guru berkualifikasi S-1, mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikan , memiliki
sema-ngat
pengabdian yang ikhlas
|
Guru yang ahli di bidang PBKL masih kurang
|
Sekolah mendatangkan ahli untuk melatih guru
|
3
|
Tenaga Kependidikan
|
Tenaga kependidikan memiliki
semangat kerja yang tinggi dan keikhlasan membantu keberhasilan program kerja
sekolah rintisan PBKL.
|
Kurangnya koordinasi, sosialisasi, dan sinkronisasi program kerja PBKL
|
Sekolah
mengadakan workshop peningkatan
kesiapan dan dukungan internal warga sekolah
dalam keseluruhan proses penyelengg. Program R-PBKL
|
4
|
Sarana Prasarana
|
Kondisi dan kelengkapan ruang AVA
dan laboratorium komputer cukup memadai
|
Kurangnya buku-buku referensi di perpustakaan, sarana pembelajaran TIK masih perlu
ditambah, dan kurangnya sarana keterampilan boga
|
Penambahan buku-buku referensi, pembelian sarana pembelajaran TIK (laptop dan LCD), dan
pengadaan sarana keterampilan boga
|
5
|
Pembiayaan
|
Kesediaan orang tua untuk memberikan kontribusi sumber dana
|
Masih kurangnya dana untuk melaksanakan program PBKL
|
Penggalian sumber dana dari berbagai sumber yang tidak mengikat
|
C.
Penentuan Program PBKL
Berdasarkan hasil analisis potensi daerah (keunggulan
lokal) dan analisis potensi sekolah (kesiapan sekolah), sekolah menentukan program PBKL Bernuansa KEPARIWISATAAN yang terintegrasi dalam
mata pelajaran yang relevan. Mata pelajaran tersebut adalah bahasa Indonesia,
bahasa Inggris, matematika, ekonomi, biologi, kimia, fisika, geografi, sejarah,
PKn, TIK, seni budaya, dan mulok bahasa Jawa.
Adapun jenis program PBKL
yang ditentukan adalah sebagai berikut.
1.
Pembuatan makanan dan minuman khas (terintegrasi
pada mapel kimia, biologi, fisika)
2. Pembuatan leaflet objek wisata (terintegrasi pada mapel bahasa
Indonesia, TIK)
3. Pemasaran makanan
khas di tempat wisata (terintegrasi pada mapel ekonomi dan
matematika)
4. Pembekalan pemandu wisata (terintegrasi
pada mapel bahasa Inggris dan mulok bahasa Jawa)
5.
Pengembangan
kegiatan PIK – KRR (Pusat Informasi dan Konsultasi Kesehatan Reproduksi Remaja)
bekerja sama dengan Dinas Nakersos KB (terintegrasi pada mapel biologi dan
agama)
6.
Pelestarian
dan promosi potensi budaya berupa pembuatan dokumen cetak, audio visual (film), dan website (terintegrasi
pada mapel bahasa Indonesia, geografi, PKn, seni budaya, dan TIK)
7.
Promosi tempat-tempat bersejarah melalui internet
(terintegrasi pada mapel sejarah dan TIK)
D.
Kompetensi yang
Diharapkan Dicapai Peserta Didik
Dari jenis program yang telah ditentukan, dapat
dijabarkan kompetensi yang diharapkan dicapai oleh peserta didik yang lebih
konkret. Penjabaran kompetensi disesuaikan dan diintegrasikan pada SK dan KD
mata pelajaran yang relevan. Beberapa contoh hasil penjabaran kompetensi yang
telah dilakukan guru mata pelajaran PBKL tertuang pada tabel berikut.
TABEL 3
KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN DICAPAI PESERTA
DIDIK
NO
|
PROGRAM
PBKL
|
KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN
|
TERDAPAT PADA MAPEL
|
STANDAR KOMPETENSI (SK)
|
KOMPETENSI DASAR (KD)
|
1
|
Pembuatan makanan dan minuman khas
|
Siswa dapat mempraktikkan pembuatan makanan dan minuman khas
|
·
Kimia
|
4. Mendeskripsikan sifat-sifat larutan, metode penukuran, serta tera-pannya, khususnya
pada pengolahan susu sapi.
|
4.1. Mengelompokkan sistem koloid berdasarkan hasil pengamatan dan
pengguna-annya di
industri, khususnya pada pengolahan susu sapi.
|
· Biologi
|
2. Memahami prinsip-prinsip pengelompokan makhluk hidup
|
2.2.
Mendeskripsikan ciri-ciri Archaeobacteria dan Eubacteria dan peranan-nya
dalam kehidupan, pengawetan makanan dari pembusukan oleh bakteri
|
|||
2
|
Pembuatan leaflet objek wisata
|
Siswa dapat membuat leaflet objek
wisata
|
·
Bahasa
Indone-sia
|
Menulis
4.
Mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (naratif,
deskriptif, ekspositif)
|
4.2 Menulis hasil observasi tempat-tempat
wisata lokal dalam
bentuk paragraf deskriptif berbentuk
leaflet.
|
·
TIK
|
1. Membuat perangkat lunak
pembuat grafis
|
1.3. Membuat grafis tentang potensi budaya lokal dengan
berbagai variasi warna, bentuk, dan ukuran.
|
|||
3
|
Pemasaran makanan khas di tempat wisata
|
Siswa dapat mempraktikkan pemasaran makanan khas di tempat wisata
|
· Ekonomi
|
2. Memahami konsep dalam
kaitannya dengan kegiatan ekonomi konsumen dan produsen, khususnya pada
praktik pemasaran makanan
|
2.1.Mendeskripsikan pola perilaku konsumen dan produsen dalam kegiatan
ekonomi, khususnya pada praktik
pemasaran makanan
|
·
Matematika
|
3. Memecahkan masalah yang
berkaitan dengan hasil pemasaran
makanan khas dengan sistem persamaan linear dan penafsirannya
|
3.2.
Merancang model matematika dari masalah yang berkaitan dengan hasil
pemasaran makanan khas dengan sistem persamaan linear.
3.3.
Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan hasil
pemasaran makanan khas dengan sistem persamaan linear.
|
|||
5
|
Pengembangan kegiatan PIK – KRR
|
Siswa dapat menjadi tutor sebaya
tentang kesehatan reproduuksi remaja bagi remaja di sekolah dan luar sekolah
|
· Biologi, kelas
XI IPA/ semester 2
|
3. Menjelaskan
struktur dan fungsi organ manusia dan
hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta
implikasinya pada Salingtemas
|
3.7 Menjelaskan keterkaitan antara
struktur, fungsi, dan proses yang
meliputi pembentukan sel kelamin, ovulasi, menstruasi, fertilisasi,
kehamilan, dan pemberian ASI, serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada
sistem reproduksi manusia, khususnya pada remaja
|
6
|
Pelestarian dan promosi potensi budaya
berupa pembuatan dokumen cetak, audio visual (film), dan website
|
Siswa dapat melestarikan dan mempromosikan potensi budaya berupa pembuatan dokumen
cetak, audio visual
(film), dan website
|
· Geografi
|
...
|
|
· PKn
|
...
|
|
|||
· Seni budaya
|
...
|
|
|||
· TIK
|
1. Menggunakan internet
untuk keperluan informasi dan komunikasi
|
1.4. Menggunakan web browser untuk
memperoleh, menyimpan, dan mencetak informasi
|
|||
7
|
Promosi tempat-tempat bersejarah melalui internet.
|
Siswa dapat mendokumentasi-kan tempat-tempat bersejarah di
kawasan Sleman melalui karya tulis dan mempromosikan melalui internet.
|
·
Bahasa
Indone-sia kelas
XI, semester 1
|
Menulis
4.Mengungkapkan informasi dalam bentuk proposal, surat dagang, karangan ilmiah
|
4.3 Melengkapi karya tulis dengan daftar pustaka dan catatan kaki
tentang tempat-tempat bersejarah di kawasan Sleman berdasarkan hasil
penelitian / survei.
|
· TIK
kelas
XI, semester 1
|
1. Menggunakan internet
untuk keperluan informasi dan komunikasi
|
1.4. Menggunakan web browser
untuk memperoleh, menyimpan, dan mencetak informasi tentang tempat-tempat
bersejarah lokal.
|
Berdasarkan tabel di atas
dapat dijelaskan bahwa kompetensi yang diharapkan (pada kolom ke-3) dijabarkan
dalam SK dan KD yang terdapat dalam mata pelajaran yang relevan. Pada SK dan KD
tersebut, potensi keunggulan lokal diintegrasikan (tertulis pada kata-kata yang
bergaris bawah). Dengan demikian, guru tidak membuat SK dan KD baru sehingga
diharapkan tidak mengganggu target waktu dalam pencapaian kompetensi kurikulum.
E. Integrasi Substansi PBKL ke dalam
SK-KD Mata Pelajaran yang Relevan dan Indikator yang Dikembangkan
Setelah menentukan kompetensi yang diharapkan
dicapai oleh peserta didik, tiap guru mata pelajaran yang terkait mengembangkan
indikator yang sesuai. Salah satu contoh pengembangan indikator dari kompetensi
PBKL dapat dilihat pada yabel berikut.
TABEL 4
Integrasi Substansi PBKL dalam SK-KD dan Indikator yang
Dikembangkan
NO
|
MATA
PELAJARAN
|
STANDAR KOMPETENSI
|
KOMPETENSI DASAR
|
INDIKATOR
|
ALOKASI
WAKTU
|
1
|
Bahasa Indonesia,
Kelas X Semester 2
|
Menulis 4.
Mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (naratif,
deskriptif, ekspositif)
|
4.2 Menulis hasil observasi tempat-tempat
wisata lokal dalam
bentuk paragraf deskriptif berbentuk leaflet
|
·
Mendaftar
topik-topik kepariwisataan yang dapat dikembangkan menjadi paragraf deskriptif berdasarkan hasil
pengamatan
·
Menyusun kerangka paragraf deskriptif tentang
objek wisata lokal.
·
Mengembangkan kerangka yang telah disusun
menjadi paragraf deskriptif tentang
objek wisata
· Menggunakan frasa ajektif dalam paragraf
deskriptif
· Menyunting paragraf deskriptif tentang objek
wisata yang ditulis teman
· Menambah ilustrasi yang sesuai pada leaflet yang dibuat.
|
|
Setelah merumuskan
kompetensi PBKL yang diharapkan dan mengembangkan indikator yang sesuai,
langkah berikutnya adalah membuat pemetaan SK-KD, mengembangkan silabus PBKL,
mengembangkan RPP PBKL, dan membuat bahan ajar yang sesuai. Semua perangkat
yang dibuat guru haruslah memiliki kesesuaian. Untuk pemetaan SK-KD,
pengembangan silabus, RPP, dan bahan ajar akan disampaikan pada makalah lain.
F.
Penutup
Dalam menganalisis
potensi eksternal dan internal, sekolah perlu membentuk tim yang terdiri atas
Kepala Sekolah, Waka Urusan Kurikulum, dan beberapa guru yang kompeten yang
ditunjuk oleh Kepala Sekolah. Berdasarkan analisis, sekolah dapat menentukan
program PBKL sekolah dengan tema besar yang bersifat khas, dengan
mempertimbangkan kemudahan pengintegrasian dalam berbagai mata pelajaran. Untuk
itu, tema besar yang dipilih disarankan tidak terlalu spesifik atau terlalu
sempit.
Untuk efisiensi dan
efektivitas penyelenggaraan PBKL, dalam menentukan program dan kompetensi PBKL,
antara mata pelajaran satu dengan lainnya harus saling mengaitkan. Dengan
demikian, satu program PBKL dapat dilaksanakan oleh dua atau lebih mata pelajaran
yang KD-nya dapat dikaitkan. Dengan demikian, ketika melaksanakan pembelajaran
PBKL nantinya sekolah dapat melaksanakan pembelajaran proyek di luar sekolah
dengan waktu yang lebih panjang karena menggunakan gabungan jam pembelajaran
beberapa mata pelajaran. Tugas yang dibuat siswa pun efisien. Satu tugas
merupakan gabungan kompetensi beberapa mapel dan dinilai oleh beberapa guru
sesuai dengan kompetensinya.
Dengan melakukan analisis
yang cermat dan teliti, menentukan program PBKL yang sesuai, dan menyiapkan
segala perangkat pembelajaran PBKL, diharapkan sekolah akan dapat
menyelenggarakan pembelajaran PBKL dengan mudah dan memperoleh hasil
sebagaimana yang diharapkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar