Senin, 04 Mei 2015

MAKALAH TINJAUAN ILMIAH

A.      Pendahuluan
Tidak bisa dipungkiri, saat ini guru sudah tidak lagi menjadi profesi yang diolok-olok atau direndahkan seperti gambaran yang ada pada lagu “Umar Bakri”-nya Iwan Fals. Profesi guru sudah menjadi profesi yang bermartabat sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Pemerintah telah memberi perhatian lebih terhadap guru dengan memberikan tunjangan profesi. Bahkan, boleh dikatakan profesi guru kini menjadi salah satu profesi pilihan. Hal ini terbukti dengan banyaknya peminat lulusan SMA (reguler dan favorit) yang memilih perguruan tinggi keguruan (dulu IKIP) sebagai tempat melanjutkan studi.  
Konsekuensi dari sebutan guru profesional yang dihargai dengan tunjangan profesi adalah tuntutan untuk selalu mengembangkan keprofesiannya secara berkelanjutan. Salah satunya, mereka harus suka menulis, menuangkan ide, opini, gagasan, tinjauan yang terkait dengan dunia yang digelutinya. Dengan menulis, guru dapat mendokumentasikan pengalaman terbaiknya,  bisa berbagi, memberikan usul, saran, masukan untuk kemajuan pendidikan secara ilmiah dan profesional. Di samping itu, secara alamiah, guru juga sekaligus dapat memberikan contoh dan motivasi bagi peserta didiknya.
Namun, sampai sejauh ini guru masih belum terlalu familier dengan kegiatan tulis menulis. Menurut informasi dari Tim Penilai Angka Kredit Guru di Kabupaten Sleman, setelah menggunakan aturan baru pengajuan DUPAK menurut Permenpan RB nomor 16 tahun 2009, dari sekitar 600 guru pengusul, hanya 71 guru yang memenuhi syarat. Secara universal kondisi semacam ini juga terjadi di daerah lain.
Banyak faktor yang menjadi penyebab rendahnya motivasi dan kompetensi menulis bagi guru. Sukasmo mengemukakan bahwa penyebab rendahnya kemampuan guru dalam menulis karya ilmiah, yaitu: (1) kurangnya pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan guru dalam menulis karya ilmiah, khususnya menulis artikel ilmiah, (2) terbatasnya sarana bacaan ilmiah terutama yang berupa majalah ilmiah atau jurnal, (3) belum tersedianya majalah atau jurnal di lingkungan sekolah atau dinas pendidikan kabupaten yang bisa menampung tulisan para guru, (4) masih terbatasnya penyelenggaraan lomba menulis karya ilmiah yang diselenggarakan oleh dinas pendidikan baik pada tingkat nasional, tingkat provinsi maupun pada tingkat kabupaten, dan (5) masih rendahnya motivasi guru untuk mengikuti lomba menulis karya ilmiah (http://www.m-edukasi.web.id).
Untuk memberikan bekal sekaligus motivasi, tulisan sederhana ini akan memberikan beberapa pemahaman mengenai kegiatan menulis, khususnya makalah tinjauan ilmiah, yakni (1) Konsep Makalah Tinjauan Ilmiah, (2) Kerangka Isi Tinjauan Ilmiah, (3) Bukti Fisik dan Besaran Angka Kredit, (4) Rambu-rambu Persyaratan Makalah Tinjauan Ilmiah yang Dapat Dinilai Angka Kreditnya.
B.      Konsep Makalah Tinjauan Ilmiah sebagai Bagian dari Publikasi Ilmiah Guru
Publikasi karya tulis ilmiah guru, terdiri atas empat kelompok, yakni:
1.       Laporan hasil penelitian
2.       Tinjauan ilmiah
3.       Tulisan ilmiah popular
4.       Artikel ilmiah
Makalah Tinjauan Ilmiah di Bidang Pendidikan Formal dan Pembelajaran adalah karya tulis guru yang berisi ide/gagasan penulis dalam upaya mengatasi berbagai masalah pendidikan formal dan pembelajaran yang ada di satuan pendidikannya (di sekolah/madrasahnya) (Kemendiknas, 2010:26).
Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa makalah tinjauan ilmiah adalah tulisan guru yang berisi ide dan atau pengalaman guru dalam mengatasi berbagai masalah pembelajaran atau pendidikan di satuan pendidikannya. Artinya, lingkup tinjauan ilmiah tetap dibatasi pada masalah-masalah pembelajaran atau bimbingan yang dialami atau dilakukan guru di sekolahnya.
Salah satu bentuk makalah tinjauan ilmiah adalah tulisan berupa Best Practice Guru (Pengalaman Terbaik Guru). Dalam rangka meningkatkan motivasi guru dalam menulis, Kemendikbud telah memfasilitasi guru dengan Lomba Penulisan Best Practice Guru dalam Pembelajaran dan menyusun pedoman penulisannya.
Dalam buku pedoman tersebut dikemukakan bahwa kata  best  practice digunakan  untuk  mendeskripsikan/menguraikan  “pengalaman  terbaik”  mengenai keberhasilan  seseorang atau kelompok dalam memecahkan masalah ketika melaksanakan tugas. Untuk guru terutama adalah pembelajaran di sekolahnya. Best Practice memiliki ciri-ciri atau indikator sebagai berikut :
1.       mengembangkan cara baru dan inovatif dalam pengembangan serta memecahkan  masalah dalam pendidikan khususnya pembelajaran;
2.       membawa sebuah perubahan/perbedaan sehingga sering dikatakan hasilnya luar biasa (outstanding result);
3.       mampu mengatasi persoalan tertentu secara berkelanjutan (keberhasilan lestari) atau dampak dan manfaatnya berkelanjutan;
4.       mampu menjadi model, memberi inspirasi dalam membuat kebijakan (pejabat), dan  inspiratif  bagi guru lainnya, termasuk murid; dan
5.       cara dan metoda yang dilakukan  dan atau  yang digunakan bersifat ekonomis dan efisien.
Best pratice atau pengalaman terbaik guru dicapai dengan sukses dan lebih cepat jika  dilakukan dengan tahapan sistematis melalui pendekatan ilmiah yang langkah-langkahnya dilandasi suatu teori  yang relevan dengan masalah pembelajaran.
Berdasarkan  uraian di atas, maka  dalam mendeskripsikan best practice atau pengalaman  terbaik dalam pembelajaran, diperlukan ilmu pengetahuan dan seni untuk dipakai sebagai landasannya. Setiap data dan atau catatan (rekam jejak) kemajuan keberhasilan selama mengatasi masalah pembelajaran terdokumentasikan secara baik sehingga bermanfaat untuk merumuskan Standard Operating Procedure (SOP) yang apabila ditiru (replikasi) oleh guru yang lainya memperoleh hasil yang sama.
Salah satu tahapan penting agar pembelajaran bisa menjadi salah satu best practice,  yaitu evaluasi diri. Evaluasi terhadap cara atau strategi yang telah dilaksanakan, hasil (output  dan outcome), dan apabila memungkinkan mengevaluasi dampaknya. Dari hasil evaluasi tersebut, guru mampu menemukan kesenjangan antara pembelajaran yang telah dilakukan dengan teori pembelajaran, termasuk kesenjangan keberhasilannya sehingga muncul ide dan motivasi untuk menutup kesenjangan tersebut dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapi. Hasil penelitian, misalnya tindakan kelas, belum bisa dikatagorikan sebagai best  practice karena dalam mengimplementasikan hasil penelitian banyak faktor lain yang mungkin terjadi  dan mempengaruhi tingkat keberhasilan, sehingga indikator best practice (ciri sebuah best practice) tentu belum bisa kelihatan. Dengan demikian best practice guru, merupakan sebuah publikasi ilmiah yang memaparkan hal ihwal pengalaman terbaik yang telah dilakukan selama melaksanakan tugas-tugasnya dalam pembelajaran  termasuk mengatasi masalah  jika ada, dengan ciri-ciri:  (1) inovatif, (2) outstanding result, (3) keberhasilan lestari, (4) mampu menjadi model, (5) memberi inspirasi, dan (6) ekonomis serta efisien.
Contoh Best Practice Guru :
1.       Pengalaman terbaik “mengembangkan program peningkatan mutu pendidikan”.
2.       Pengalaman terbaik “menangani anak anak nakal di sekolah”.
3.       Pengalaman terbaik “mendisiplinkan guru dan murid”.
4.       Pengalaman terbaik  “mengantarkan anak didiknya berkali kali menjadi juara olimpiade ilmu pengetahuan tingkat internasional”.


C.      Kerangka Isi Makalah Tinjauan Ilmiah
Dalam buku Pedoman Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dan Angka Kreditnya, makalah tinjauan ilmiah memiliki kerangka isi sebagai berikut:
1.       Bagian Awal: terdiri dari  halaman judul; lembaran persetujuan; kata pengantar; daftar isi, daftar label, daftar gambar, dan lampiran; serta abstrak atau ringkasan.
2.       Bagian Isi
Bagian isi umumnya terdiri atas beberapa bab, yakni:
a.         Bab Pendahuluan yang menjelaskan tentang Latar  Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan, dan Manfaat.
b.         Bab Kajian/Tinjauan Pustaka.
c.          Bab Pembahasan Masalah yang didukung  data berasal dari satuan pendidikannya.
Yang harus disajikan pada bab ini adalah kejelasan ide atau gagasan asli  penulis yang terkait dengan upaya pemecahan masalah di satuan pendidikannya (di sekolah/ madrasahnya).
d.         Bab Kesimpulan.
3.       Bagian Penunjang: Memuat daftar pustaka dan lampiran data yang digunakan dalam melakukan  tinjauan atau gagasan ilmiah.
Dalam Pedoman Lomba Penulisan Best Practice bagi Guru dalam Pembelejaran, kerangka isi terdiri atas:
1.       Bagian Awal terdiri dari halaman judul, lembaran persetujuan,  kata pengantar, daftar isi,  abstrak atau ringkasan, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran (bila ada).
2.       Bagian Isi memuat:
a.    pendahuluan: berisikan tentang latar belakang timbulnya masalah, pendekatan penyelesaian masalah, tujuan, dan manfaat;
b.    langkah-langkah atau cara-cara dalam memecahkan masalah, termasuk hambatan hambatan yang harus diatasi  yang dituangkan secara rinci, alat dan/atau instrumen yang digunakan, tempat dan waktu serta lembaga yang menunjang pelaksanaan;
c.     hasil yang dicapai; dan
d.    simpulan dan saran.
3.       Bagian Penutup berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran tentang semua data yang dipakai untuk menunjang tulisan ini.
Ada sedikit perbedaan kerangka isi makalah tinjauan ilmiah dan best practice yang dilombakan. Apabila digunakan untuk mendapatkan angka kredit, gunakan kerangka isi yang pertama. Namun, apabila akan dikirimkan sebagai naskah lomba, gunakan kerangka isi yang kedua. Isi tulisan bisa sama, yakni ide, gagasan, tinjauan, atau pengalaman terbaik yang dimiliki guru dalam mengatasi berbagai masalah pendidikan formal dan pembelajaran yang ada di satuan pendidikannya.
D.      Bukti Fisik dan Besaran Angka Kredit
Bukti fisik yang diperlukan untuk penilaian angka kredit makalah tinjauan ilmiah adalah makalah asli atau fotokopi dengan surat pernyataan tentang keaslian dari kepala  sekolah/madrasah disertai dengan tanda tangan dari kepala sekolah/madrasah dan cap  sekolah/madrasah bersangkutan, serta didukung oleh surat keterangan dari kepala  perpustakaan sekolah/madrasah yang menyatakan bahwa arsip dari buku/jurnal/makalah tersebut telah disimpan di  perpustakaan  sekolah/madrasahnya.
Besaran angka kredit makalah tinjauan ilmiah di bidang pendidikan formal dan pembelajaran adalah 2.

E.       Rambu-rambu Persyaratan Makalah Tinjauan Ilmiah yang Dapat Dinilai Angka Kreditnya
Makalah tinjauan ilmiah yang diajukan untuk memperoleh angka kredit dapat ditolak jika tidak sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan. Dalam buku Pedoman Penilaian Kegiatan Pengembanagan Keprofesian Berkelanjutan dijelaskan dua alasan penolakan. Makalah tinjauan ilmiah ditolak jika:
1.     Dinyatakan sebagai Tinjauan Ilmiah, namun belum mengikuti sistematika penulisan dan alur berpikir ilmiah sebagai karya tinjauan ilmiah sesuai dengan pedoman.
Disarankan memperbaiki  PUBLIKASI ILMIAH tersebut dengan memakai sistematika PUBLIKASI ILMIAH tinjauan ilmiah, yang terdiri atas Bagian Awal, Bagian Isi, dan Bagian Penunjang sebagaimana yang dijelaskan pada bagian terdahulu.
2.    Dinyatakan sebagai Tinjauan Ilmiah, namun tidak dijumpai adanya data-data dan gagasan penulis dalam membahas/mengatasi masalah.
Disarankan memperbaiki PUBLIKASI ILMIAH tersebut dengan memakai sistematika PUBLIKASI ILMIAH tinjauan ilmiah, yang paling tidak memuat:
a.         Bagian Awal yang  terdiri dari: halaman judul; lembaran persetujuan; kata pengantar; daftar isi, daftar label, daftar gambar dan lampiran, serta abstrak atau ringkasan.
b.         Bagian Isi umumnya terdiri dari beberapa bab yakni: Bab Pendahuluan yang menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah. Bab Kajian Teori/Tinjauan Pustaka. Bab Pembahasan Masalah yang didukung data-data yang ada di satuan pendidikannya. Yang sangat perlu disajikan pada bab ini adalah kejelasan ide atau gagasan asli si penulis yang terkait dengan upaya pemecahan masalah di satuan pendidikannya (di sekolahnya). Bab Kesimpulan.
c.     Bagian Penunjang  sajian daftar pustaka dan lampiran-lampiran tentang data yang dipakai untuk menunjang tinjauan atau gagasan ilmiah.
Sebagai gambaran tentang karya tulis ilmiah yang tidak memenuhi syarat isi, dalam buku Pedoman Kegiatan PKB dan Angka Kreditnya, diilustrasikan bahwa dalam praktik dijumpai banyak KTI yang berisi uraian hal-hal yang terlalu umum, atau tidak berkaitan dengan permasalahan atau cenderung merupakan KTI yang membahas hal-hal yang terlalu umum, dan tidak mempunyai keterkaitan langsung dengan upaya kegiatan pengembangan keprofesian guru yang bersangkutan, tidak memberikan keterangan tentang kegiatan yang dilakukan di kelasnya, di kegiatan nyata yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pengembangan profesinya. Mengapa demikian? Karena KTI  semacam itulah yang paling mudah ditiru. KTI semacam itulah yang paling mudah dipakai kembali oleh orang lain dengan cara mengganti nama penulisnya.
Sebagai contoh KTI yang berjudul: “Membangun Karakter Bangsa melalui Kegiatan Ekstrakurikuler”. KTI tersebut sama sekali tidak memaparkan hal spesifik dari guru si  penulis dan berkaitan dengan permasalahan yang ada di sekolah/madrasah  atau kelasnya. Meskipun KTI berada dalam bidang pendidikan, bagaimana dapat diketahui bahwa tulisan tersebut adalah karya guru yang bersangkutan?
F.       Penutup
Melaksanakan kegiatan publikasi ilmiah, termasuk menulis tinjauan ilmiah merupakan sebuah keharusan bagi guru profesional. Makalah tinjauan ilmiah berfungsi sebagai media untuk mendokumentasikan pengalaman terbaik guru dalam mengatasi masalah pembelajaran di sekolah. Selain itu, makalah tinjauan ilmiah bermanfaat juga untuk saling berbagi pengalaman antarguru.
Makalah tinjauan ilmiah merupakan bentuk kegiatan publikasi ilmiah yang sebenarnya cukup mudah dilakukan guru dibandingkan dengan melaksanakan penelitian. Dibandingkan dengan prasaran ilmiah yang disampaikan pada forum ilmiah yang dihargai dengan angka kredit hanya 0,2, makalah tinjauan ilmiah dihargai cukup banyak, yakni 2. Oleh karena itu, mari kita tulis pengalaman terbaik dalam mengatasi masalah pendidikan atau pembelajaran. Selain bisa berbagi, guru juga akan memperoleh angka kredit untuk kegiatan publikasi ilmiah yang sudah menjadi persyaratan bagi guru sejak golongan III/b. Selamat mencoba.



DAFTAR PUSTAKA

Kemendikbud. (2014). Pedoman Lomba Penulisan Best Practice Guru dalam Pembelajaran. Jakarta, Direktorat Jenderal PMPTK.
Kemendiknas. (2010). Pedoman Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dan Angka Kreditnya. Jakarta, Direktorat Jenderal PMPTK.
Kemendiknas. (2010). Pedoman Penilaian Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB). Jakarta, Direktorat Jenderal PMPTK.
Sukasmo. (2012). “Menulis Karya Ilmiah dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Guru” (Artikel) dalam www.m-edukasi.web.id.Media.Pendidikan.Indonesia diunduh tanggal 1 Februari 2014.









13 komentar:

  1. asw. salam kenal bu, terimkasih banyak ilmu yang bermanfaat dari blog ini. semoga tetap terus inovasi dan maju dunia pendidikan indonesia

    BalasHapus
  2. mohon maaf. setahu saya makalah tinjauan ilmiah dengan best practice itu berbeda. di artikel ini menunjukkan bahwa best practice bagian dari makalah tinjauan ilmiah. teteapi kita dapat cermati lagi di buku 4, bahwa yang dimaksud makalah tinjauan ilmiah adalah bukan best practice. tetap semangat. :-)

    BalasHapus
  3. Bagi saya guru yang masih yunior, artikel ibu sudah menarik minat saya untuk ingin lebih mengetahui makalah tinjauan ilmiah. Apapun namanya, termasuk best practise. Terima kasih bu, semoga menjadi amal jariyah.

    BalasHapus
  4. ASSALAMUALAIKUM WR. WB. IBU..
    Terima kasih atas tulisannya.. saya seorang guru yang lagi belajar menulis makalah ilmiah. Tulisannya sangat bermanfaat bagi saya

    BalasHapus
  5. Terimakasih teman...anda telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi saya pribadi dan teman guru yang lain,semoga menjadi motivasi bagi yg lainnya.

    BalasHapus
  6. Bu bisa kirim ke email sy contoh makalah tinjauan ilmiah yg benar dan 1 contoh best practice yg benar terus terang sy masih bingung

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ibu sudah dapatkah contoh makalah hasil tinjauan ilmiah dan makalah hasil best practice? Kalau belum, silakan kirim pesan lewat email saya: nenengeliana16@gmail.com Nanti akan saya kirimkan contohnya.

      Hapus
    2. saya juga boleh minta contohnya bu ? terimakasih banyak semga berkah

      Hapus
  7. Dalam buku 4 Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru, dijelaskan bahwa Makalah tinjauan ilmiah adalah karya tulis guru yang berisi ide/gagasan penulis dalam upaya mengatasi berbagai masalah pendidikan formal dan pembelajaran yang ada di satuan pendidikannya (di sekolahnya), sedangkan Best Practice adalah “Praktik Terbaik” dari keberhasilan
    seseorang guru atau kelompok guru dalam melaksanakan tugas,
    termasuk dalam mengatasi berbagai masalah di sekolahnya.Jadi,jelas berbeda antara makalah hasil tinjauan ilmiah dengan makalah hasil Best Practice.

    BalasHapus
  8. Terima kasih ibu menggugah saya jadi ingin menulis semoga menjadi amal jariyah. Selamat berkarya dan mengemban tugas dengan penuh semangat

    BalasHapus
  9. adakah yang berkenan mengirimkan contoh makalah tinjuan ilmiah maupun best practise ke email z ? alquinamahya@gmail.com....trima kasih sebelumnya ....

    BalasHapus